Sabtu, 16 Mei 2015

Namun, hal tersebut sama sekali tidak ada di empat gua di laut yang dilansir dari laman Thrillist. Hanya keindahan yang ada di sana. Penasaran? berikut ulasannya seperti yang dikutip dari liputan6.com

1. Benagil Beach Sea Cave – Portugal

Lubang raksasa di atas genangan air laut sangat memukau. Lubang tersebut mengizinkan makhluk dalam gua untuk mengintip terangnya cahaya matahari dan membuat air laut lebih terasa hangat. Baca juga disini

2. Apostle Islands National Lakeshore – Amerika Serikat

Memang secara teknis gua tersebut tidak terletak di dalam laut, melainkan di dalam danau bernama Lake Superior di Pulau Apostle. Tentu saja hal tersebut menjadi sebuah keunikan. Gua tersebut hanya dapat diakses apabila es telah mencair. Sebab, saat pencairan terjadi saja, masih terdapat beberapa es yang menempel pada dinding gua. Selengkapnya baca disini

3. Blue Grotto – Italia

Blue Grotto ialah salah satu destinasi terbaik saat bertandang ke pulau yang terkenal dengan keindahan cahaya mataharinya, yaitu Pulau Capri, Italia. Cahaya yang dipantulkan oleh air membuat pemandangan yang tentunya tidak biasa. Selengkapnya baca disini

4. Cathedral Cove – Selandia Baru

Sudut yang menawarkan keindahan lengkungan putih tersebut dapat diakses dengan berjalan kaki dari pantai terdekat. Keistimewaan akan semakin terasa setelah berhasil keluar dari bulatan batu yang tertutup tanaman hijau tersebut.
Seperti yang dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com, Patahan Fairweather di ujung timur laut Teluk bertanggung jawab atas bentuk “T” teluk ini. Gerusan Glacial telah mengeksploitasi zona lemah sepanjang patahan untuk menghasilkan palung linear panjang yang dikenal sebagai Fairweather Trench. Lituya Glacier dan Crillon Glacier berada disepanjang bagian dari Palung Fairweather di daerah Teluk Lituya. Gilbert Inlet dan Crillon Inlet menempati Palung Fairweather di ujung timur laut dari Teluk Lituya.


Pada malam 9 Juli 1958 gempa bumi di sepanjang Sesar Fairweather di Alaska Panhandle melongsorkan sekitar 30.600.000 meter kubik tanah dan batuan dari tebing yang tinggi di atas pantai timur laut Teluk Lituya. Massa batu-batuan ini jatuh dari ketinggian sekitar 914 meter ke dalam perairan Gilbert Inlet (lihat peta). Dampak yang dihasilkan adalah tsunami lokal yang menabrak garis pantai barat daya dari Gilbert Inlet. Gelombang itu menghantam dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga menyapu sepenuhnya daratan yang memisahkan Gilbert Inlet dari tubuh utama Lituya Bay. Gelombang itu lalu berlanjut ke sepanjang Teluk Lituya, hingga ke La Chaussee Spit dan ke Teluk Alaska. Kekuatan gelombang mencerabut semua pohon dan vegetasi di tepi teluk hingga ketinggian 524 meter di atas permukaan laut. Jutaan pohon tumbang dan tersapu oleh gelombang. Ini adalah gelombang tertinggi yang pernah dikenal manusia.
Daerah yang rusak ini ditunjukkan dengan warna kuning pada peta di atas. Angka-angka yang tertera adalah ketinggian (satuan kaki) dari daerah yang mengalami kerusakan akibat gelombang dan merupakan perkiraan ketinggian gelombang saat berjalan melalui teluk.


Foto Teluk Lituya beberapa minggu setelah tsunami 1958. Daerah hutan yang hancur terlihat jelas di sepanjang garis pantai Teluk.

Topografi teluk Lituya adalah bahan utama dalam pembentukan tsunami. ( Atau, lebih informal, Megatsunami, kata yang digunakan untuk menggambarkan gelombang dengan tinggi lebih dari 100 meter) .
Pemicunya, bagaimanapun, adalah longsor besar di kepala Teluk Lituya, disebabkan oleh gempa bumi sekuat 8,3 SR. Sekitar 30 juta meter kubik batu – jatuh dari ketinggian 3.000 kaki – menuruni sisi Lituya Glacier ke Gilbert Inlet di ujung utara Teluk.
Perpindahan air tiba-tiba menciptakan gelombang yang mengarah ke laut dari daratan. Tapi kejadian serupa di Norwegia, di mana fjords berlimpah, tidak pernah menghasilkan gelombang yang sebesar itu.


Tebing di dinding timur laut dari Gilbert Inlet menunjukkan bekas dari 30.600.000 meter kubik batu yang longsor yang terjadi sebelum foto ini diambil. Kepala longsoran berada di ketinggian sekitar 914 meter , tepat di bawah salju di tengah atas. Ketinggian air di Teluk Lituya adalah permukaan laut. Bagian depan Lituya Glacier terlihat di sudut kiri bawah

Gelombang yang dihasilkan di Teluk Lituya malam itu setinggi 524 meter. Bagaimana gelombang bisa mencapai ketinggian seperti itu masih bersifat spekulatif, tetapi para ilmuwan mengamati bahwa danau subglacial di belakang Lituya Glacier telah surut sejauh 100 kaki. Penjelasan paling mungkin untuk itu adalah air yang hilang menerobos celah yang disebabkan oleh gempa dan mencapai fjord, menambah tekanan. Tetapi bahkan dengan faktor penyumbang ini , ahli geologi tidak percaya bahwa semua itu cukup untuk membuat gelombang besar tersebut. Penjelasan yang tepat belum pernah ditawarkan.
JAV selalu menghadirkan wanita-wanita cantik untuk menjadi pemeran utamanya dalam video film pornonya agar para fansnya selalu setia menonton semua film-film dewasa di JAV ini. Namun, ternyata ada banyak artis-artis JAV yang memutuskan untuk pensiun dari pekerjaannya tersebut, dan memilih menjadi bintang iklan dan bahkan bintang film dewasa di negara lain. Mau tau siapa saja mereka?
Seperti dilansir berjambang.blogspot.com  , Inilah 5 bintang porno Jepang yang memilih pensiun
1. Yuria Sendoh
http://i1.wp.com/2.bp.blogspot.com/_9zifxkMuMRY/SN8VSDZ8LjI/AAAAAAAACD0/-yaQM99pzaw/s400/Yuria_Sendo_2.jpg?resize=400%2C247
Yuria Sendoh mantan JAV yang terkenal dengan kecantikan dan keseksian tubuhnya. Ia juga pernah bermain di film dewasa di Indonesia. Selain cantik dan seksi Yuria Sendoh juga terkenal memiliki bibir yang sensual, yang bisa bikin para cowok menjadi geram melihatnya.
Yuria Sendoh memutuskan untuk pensiun dari JAV dan lebih memilih menjadi model majalah, dan juga model iklan.
2. Erika Kirihara
http://i2.wp.com/hariansumutpos.com/wp-content/uploads/2010/02/erikakirihara.jpg?resize=400%2C284
Selain Yulia, Erika Kirihara juga pernah bermain di film Indonesia yang berjudul “Arisan Brondong”.
Erika Kirihara adalah salah satu mantan artis JAV yang sangat terkenal. Selain cantik, Erika juga memiliki tubuh yang seksi.
Sama seperti Yulia, Erika juga memutuskan untuk pensiun dari pekerjaan tersebut. Dan ia lebih memilih untuk  bermain di film layar lebar Jepang.
3. Mihiro Taniguchi
http://i2.wp.com/p1.pichost.me/640/38/1608353.jpg?resize=400%2C250
Artis yang satu ini adalah mantang artis JAV yang memutuskan berhenti total bermain di film dewasa manapun.
Terbukti keputusannya itu benar-benar ia lakukan dan sampai saat ini ia diketahui belum bermain di film dewasa di manapun.
Mihiro Taniguchi ini malah menulis buku tentang perjalananya menuju kesuksesan di JAV. Bukunya itu bahkan di jadikan film layar lebar, yang pastinya ia tidak main di film tersebut.
4. Ran Asakawa
http://i0.wp.com/static.palingseru.com/2014/05/ran.jpg?resize=400%2C200
Ran Asakawa adalah mantan JAV yang terkenal sebagai pemegang rekor dunia untuk jumlah film dewasa terbanyak di dunia dalam setahun.
Dalam setahun Ran Asakawa ini menjadi bintang lebih dari 212 film. Saat ini ia memutuskan untuk pensiun dari JAV, ia mencoba meniti karir barunya di Taiwan yang juga menjadi bintang film dewasa.
5. Risa Tachibana
http://i1.wp.com/static.palingseru.com/2014/05/risa.jpg?resize=400%2C200
Jika kamu penggemar berat AKB48, pasti kamu kenal bukan dengan Risa Tachibana. Karena Risa Tachibana adalah mantan member idol group AKB48.
Setelah memutuskan untuk keluar dari groupnya itu ia malah membuat para fansnya terkejut dengan penampilannya di film-film dewasa di JAV.
Risa memang sempat menjadi bintang di JAV, tapi sekarang ia mutusan untuk pensiun dan tidak pernah main lagi di film dewasa.
Data yang tercantum dalam dalam buku Potret Keadaan Hutan Indonesia, FWI/GFW 2001, Bogor, Indonesia, keragaman hayati yang ada di hutan-hutan Indonesia meliputi 11% spesies tumbuhan dunia, 10% spesies mamalia, dan 16% spesies burung. Sekitar 17.000 pulau Indonesia memiliki tujuh kawasan biogeografi utama dan keanekaragaman tipe-tipe habitat yang luar biasa, seperti dilansir unikgaul.com

1. Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo terdiri dari tiga buah pulau besar yaitu pulau Komodo, pulau Rinca dan pulau Padar serta 26 buah pulau besar/kecil lainnya. Sebanyak 11 buah gunung/bukit yang ada di Taman Nasional Komodo dengan puncak tertinggi yaitu Gunung Satalibo (± 735 meter dpl). Wilayah darat taman nasional ini 603 km² dan wilayah total adalah 1817 km².
Keadaan alam yang kering dan gersang menjadikan suatu keunikan tersendiri. Adanya padang savana yang luas, sumber air yang terbatas dan suhu yang cukup panas; ternyata merupakan habitat yang disenangi oleh sejenis binatang purba Komodo (Varanus komodoensis).
Sebagian besar taman nasional ini merupakan savana dengan pohon lontar (Borassus flabellifer) yang paling dominan dan khas. Beberapa tumbuhan yang ada di Taman Nasional Komodo antara lain rotan (Calamus sp.), bambu (Bambusa sp.), asam (Tamarindus indica), kepuh (Sterculia foetida), bidara (Ziziphus jujuba), dan bakau (Rhizophora sp.)
Selain satwa khas Komodo, terdapat rusa (Cervus timorensis floresiensis), babi hutan (Sus scrofa), ajag (Cuon alpinus javanicus), kuda liar (Equus qaballus), kerbau liar (Bubalus bubalis); 2 jenis penyu, 10 jenis lumba-lumba, 6 jenis paus dan duyung yang sering terlihat di perairan laut Taman Nasional Komodo.

2. Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan.
Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Ujung Kulon mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820. Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis diantaranya langka seperti; merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemia speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata)dan berbagai macam jenis anggrek.
Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang. Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch).

3. Taman Nasional Lorentz

Taman Nasional Lorentz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Tenggara dan Pasifik. Kawasan ini juga merupakan salah satu diantara tiga kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis. Membentang dari puncak gunung yang diselimuti salju (5.030 meter dpl), hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura. Dalam bentangan ini, terdapat spektrum ekologis menakjubkan dari kawasan vegetasi alpin, sub-alpin, montana, sub-montana, dataran rendah, dan lahan basah.
Jenis-jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata), Pandanus julianettii, Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri, dan Nauclea coadunata.
Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di Taman Nasional Lorentz sebanyak 630 jenis burung (± 70 % dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik diantaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).
Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.

4. Hutan Hujan Tropis Sumatra

Hutan tropis Sumatra Hutan hujan tropis Sumatera merupakan rumah bagi berbagai makhluk hidup. Banyak di antaranya yang merupakan spesies hewan yang terancam punah, seperti orangutan Sumatera, harimau Sumatera, kelinci Sumatera, dan badak Sumatera. Di hutan hujan tropis ini juga tumbuh berbagai tumbuhan endemik, seperti kantong semar, bunga terbesar di dunia Rafflesia, dan bunga tertinggi Amorphophallus.

5. Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.
Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.
Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.
Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Kebudayaan Megalitikum bukanlah suatu zaman yang berkembang tersendiri, melainkan suatu hasil budaya yang timbul pada zaman Neolitikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Setiap bangunan yang diciptakan oleh masyarakat tentu memiliki fungsi. Contohnya hasil kebudayaan zaman megalitikum: kapak persegi, kapak lonjong, Menhir , Dolmen, Kubur batu, Waruga, Sarkofagus, Punden Berundak.

Toraja Monolit 1935

Sepertiyang dikutip dari Alam Mengembang Jadi Guru, kepulauan Indonesia adalah tuan rumah budaya megalit Austronesia di masa lalu dan sekarang. Budaya megalit yang masih ada dapat ditemukan di Nias, sebuah pulau lepas pantai barat Sumatera Utara, budaya Batak di pedalaman Sumatera Utara, Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur, juga budaya Toraja di pedalaman Sulawesi Selatan. Budaya megalit ini tetap dipertahankan, terisolasi dan tidak terganggu sampai akhir abad 19.
Beberapa situs megalit dan struktur juga ditemukan di seluruh Indonesia. Menhir, Dolmen, meja batu, patung batu leluhur, dan struktur step-piramid yang disebut punden berundak ditemukan di berbagai situs di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kepulauan Sunda Kecil.

Megalit di sebuah desa di kecamatan Gunung Megang, Muara Enim, Sumatera Selatan (1931)

Punden Berundak dan menhir dapat ditemukan di Pagguyangan Cisolok dan Gunung Padang, Jawa Barat. Situs megalit Cipari juga di Jawa Barat menampilkan monolit, teras batu, dan sarkofagus. Punden berundak diyakini sebagai pendahulu dan kemudian menjadi desain dasar struktur candi Hindu-Buddha di Jawa setelah populasi pribumi mengadopsi Hinduisme dan Buddhisme. Borobudurabad ke-8 dan Candi Sukuh abad ke-15 juga sebenarnya menampilkan struktur punden berundak, bukan piramid. (baca beda antara punden berundak dengan piramid disini)

Punden Berundak Pugung Raharjo, Lampung Selatan


Situs Gunung Padang (baca disini)

Di Indonesia, beberapa etnik seperti nias, mentawai, sumba dll, masih memiliki unsur-unsur megalitik yang dipertahankan hingga sekarang. Dibawah ini beberapa daerah di Indonesia yang terkenal dengan banyaknya situs megalitnya

Pasemah

Megalitik Pasemah adalah peninggalan tradisi budaya megalitik di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Megalitik di wilayah Pasemah muncul dengan bentuk yang unik, langka, dan mengandung unsur kemegahan serta keagungan yang terwujud dalam bentuk-bentuk yang sangat monumental. Simbol-simbol yang ingin disampaikan oleh pemahat erat kaitannya dengan pesan-pesan religius.
Budaya megalitik Pasemah mulai diteliti pertama kali dan ditulis oleh L. Ullmann dalam artikelnya Hindoe-belden in binnenlanden van Palembang yang dimuat oleh Indich Archief (1850). Dalam tulisan Ullmann tersebut H. Loffs menyimpulkan bahwa arca-arca tersebut merupakan peninggalan dari masa Hindu. namun pendapat ini ditentang oleh Van der Hoop pada tahun 1932, ia menyatakan bahwa peninggalan tersebut dari masa yang lebih tua. Setelah penelitian Van der Hoop, penelitian tentang megalitik Pasemah dilanjutkan oleh peneliti-peneliti arkeologi, seperti R.P. Soejono, Teguh Asmar, Haris Sukendar, Bagyo Prasetyo, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan peneliti dari Balai Arkeologi Palembang secara intensif melakukan penelitian di wilayah Pasemah sampai saat ini.

Penampilan peninggalan budaya megalitik Pasemah sangat “sophiscated” dengan tampilnya pahatan-pahatan yang begitu maju, dan digambarkan alat-alat yang dibuat dari perunggu memberikan tanda bahwa megalitik Pasemah telah berkembang dalam arus globalisasi (pertukaran) budaya yang pesat. Alat-alat perunggu yang dipahat adalah nekara yang merupakan kebudayaan Dongson, Vietnam. Temuan peninggalan megalitik di pasemah begitu banyak variasinya, berdasarkan survei yang dilakukan peneliti Balai Arkeologi Palembang, Budi Wiyana telah menemukan 19 situs megalitik baik yang tersebar secara mengelompok maupun sendiri (1996).
Keadaan lingkungan wilayah Pasemah
Daerah Pasemah yang pernah diteliti oleh Van der Hoop, Tombrink, Westenek, Ullman, dan peneliti lainnya, daerah ini mudah dicapai dari kota-kota besar di sekitarnya, baik dari Jambi, Lubuklinggau, Palembang, dan lain-lain, karena tersedia jalan besar yang menghubungkan Pasemah dengan kota-kota besar di sekitarnya. Situs-situs megalitik dataran tinggi Pasemah meliputi daerah yang sangat luas mencapai 80 km². Situs-situs megalitik tersebar di dataran tinggi, puncak gunung, lereng, dan lembah. Situs Tinggihari, Situs Tanjungsirih, Situs Gunungkaya merupakan situs yang terletak di atas bukit, sementara Situs Belumai, Situs Tanjungarau dan Situs Tegurwangi merupakan situs-situs yang terletak di lembah. Dari hasil penelitian Fadlan S. Intan diketahui bahwa daerah Lahat dibagi atas tiga satuan morfologi (bentang alam), yaitu:
1. satuan morfologi pegunungan
2. satuan morfologi bergelombang
3. satuan morfologi dataran
Satuan morfologi pegunungan dengan puncak-puncaknya antara lain Gunung Dempo (3159 mdpl) dan pegunungan Dumai (1700 mdpl). Satuan morfologi bergelombang ketinggian puncaknya mencapai 250 mdpl, lereng umumnya landai, dengan sungai berlembah dan berkelok-kelok. Satuan morfologi dataran dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Satuan morfologi pegunungan merupakan tempat tersedianya bahan hasil letusan Gunung Dempo yang menyebarkan lahar dan lava serta batuan-batuan vulkanis. Daerah Lahat dengan batuan-batuan beku andesitnya telah dipilih menjadi tempat pemukiman. Pemilihan ini tampaknya mempunyai pertimbangan-pertimbangan geografis dan tersedianya batuan untuk megalitik. Keadaan lingkungan di Pasemah merupakan daerah yang sangat subur yang memungkinkan penduduk di sana dapat membudidayakan tanaman.

Tidak seberapa jauh dari batas kabupaten, memasuki kota Lahat, di Kecamatan Merapi Barat, terdapat suatu arca peninggalan megalitik, beserta dolmen dan menhir. Tinggalan megalitik ini berada di pelataran SMPN 2 Merapi Barat. Arca tersebut dikenal sebagai Batu Putri atau secara resmi seperti tertulis di plank: Arca Manusia Tanjungtelang. Arah hadap arca yang berbahan batupasir volkanik ini berada dalam satu garis lurus dengan diagonal dolmen dalam arah barat daya. Dolmen yang juga terbuat dari lapisan batupasir berwarna kuning keputih-putihan, berbentuk seperti meja berukuran 1,5 x 1,5 m. Dolmen ini tergeletak berjarak 20 m dari tempat arca berdiri. Agak terpisah jauh, sebuah menhir dari batu andesit dengan tinggi 80 cm berdiri tegak di halaman depan SMP itu.
Kompleks peninggalan megalitik ini berada di sebelah utara dari sebuah sungai yang menjadi sungai utama di Lahat, yaitu Aek Lematang. Sungai ini di dataran Lahat mulai menunjukkan pola aliran berkelok-kelok atau bermeander, dengan teras-teras sungai di bantaran kanan dan kirinya. Ada dugaan, teras sungai ini – sebagaimana teras-teras sungai besar di peradaban-peradaban kuno – merupakan tempat yang paling layak menjadi lantai kehidupan masyarakat purbakala. Di Kabupaten Lahat, tinggalan arca megalitik yang tersebar sangat luas, cenderungan berada di sekitar Aek Lematang, walapun beberapa di antaranya terpisah sangat jauh di perbukitan yang mungkin mempunyai makna lain tersendiri.
Arca-arca megalitik ini umumnya menggambarkan raksasa bersama hewan-hewan seperti gajah, harimau, atau ular. Arca Batu Putri atau Manusia Tanjungtelang misalnya menggambarkan seorang raksasa dengan kepala yang tidak jelas, bahkan hampir seperti menggunakan helmet. Posisi kepalanya lurus, dengan tangan sedang memangku seekor gajah. Kesan masyarakat awam akan melihat seolah-olah arca ini belum selesai dipahat dan ditinggalkan begitu saja sebelum detailnya selesai. Ada kesan kemesraan yang tertangkap antara raksasa dan gajak di pangkuannya. Seolah-olah gajah itu adalah anak yang diasuhnya.

Batu Macan

Arca yang lain di antaranya apa yang disebut sebagai Batu Macan di Desa Pagaralam, Pagergunung. Arca ini menunjukkan seekor macan yang memeluk mesra dari belakang suatu figur yang kurang begitu jelas, apakah seekor macan yang lain, seekor kera besar, atau seorang raksasa. Adapun di Desa Muaradanau, di antara perkebunan karet, dijumpai arca batu seorang raksasa yang sedang duduk bersila dengan satu kaki tertekuk dipeluk lengannya yang memegang sesuatu yang mirip pisang. Raksasa ini menindih mahluk mirip manusia yang lebih kecil yang seperti ditikam di punggung dengan pisau yang dipegang tangan kirinya. Arca ini disebut sebagai Batu Buto.
Di Desa Gunungmegang, Kecamatan Jarai, masih di Kabupaten Lahat, berbatasan dengan Kota Pagaralam, beberapa tinggalan magalitiknya lebih bervariasi. Selain arca, dijumpai juga ruang-ruangan yang dindingnya tersusun dari batu, sehingga dikenal sebagai kubur batu atau bilik batu. Ahmad Rivai, warga Desa.

Kubur batu Tanjung Aro

Gunungmegang yang diangkat sebagai juru pelihara oleh Balai Pelestarian Peninggalan Prasejarah (BP3) Jambi mengatakan bahwa kubur-kubur batu dan arca-arca tersebar luas dan sangat banyak di kaki Gunung Dempo. Di Gunung Megang saja sedikitnya terdapat tiga situs yang menjadi tanggunungjawabnya, yaitu Kubur Batu Gunungmegang, Batu Putri, dan Batu Orang.

Kubur Batu Pagaralam

Semua arca umumnya dipahat pada batupasir atau breksi volkanik, yaitu batu yang terbentuk secara sedimentasi dari hasil letusan gunung api. Batunya memang keras dan kompak. Tetapi dengan peralatan logam, bahkan batu lain yang dipipihkan atau dibuat runcing, jenis batu arca dapat mudah dikerjakan. Begitulah mengapa arca-arca ini dipilih dari bahan batu itu karena kemudahannya untuk dipahat dan diukir. Adapun kubur dan bilik batu, umumnya menggunakan batu-batu yang lebih keras seperti andesit. Pada umumnya, batu-batu untuk bangunan ini sedikit sekali mengalami rekayasa, keculai lubang kecil atau goresan-goresan dangkal.
Dempo sebagai kiblat
Menariknya, arah kubur batu dengan sangat tepat mengarah ke puncak Gunung Dempo. Hal yang sama terukur dari wajah Batu Orang yang seolah-olah tengadah mengamati puncak Gunung Dempo, sementara ia menindih seekor gajah yang belalainya ia cengkeram dengan kuat. Keganjilan ada di arca Batu Putri yang posisi kepalanya berada pada permukaan tanah, sehingga hampir seluruh badannya berada di bawah tanah. Arca Batu Putri seperti dalam posisi meringkuk dengan badan tertekuk membelakangi Gunung Dempo di arah barat daya, dan kepalanya berpaling ke arah utara.

Arca lain di kaki Gunung Dempo disebut sebagai Batu Manusia Dililit Ular. Arca ini berada di tengah-tengah tegalan dan sawah yang sangat datar di Desa Tanjungaro, Pagaralam. Arca ini setinggi 1,5 m dengan diameter kira-kira 1 m, menggambarkan dua orang manusia yang sedang bergelut dan dililit ular. Anehnya ular-ular yang melilit mereka adalah kepanjangan lengan-lengan mereka sendiri. Di sini, arca ini tidak memiliki orientasi tertentu. Tetapi bersama-sama dengan batu besar lainnya, seluruhnya berjajar dalam satu orientasi yang lurus tepat ke puncak Gunung Dempo.
Sekali lagi pada beberapa arca arah hadapnya berbeda, tetapi secara umum posisi hadap arca-arca ini hampir seluruhnya ke arah barat, atau lebih tepatnya lagi arah barat daya (selatan-barat). Sehingga mungkin kita dapat bertanya: mengapa arah barat daya? Wajah arca Manusia Tanjungtelang di Merapi Barat misalnya mengapa tidak dihadapkan ke timur arah Bukit Serelo yang berbentuk jempol yang bermorfologi cukup menonjol dan menarik perhatian, serta sangat dekat dan jelas terlihat dari tempat arca ini berada? Jika kita mengukur orientasi arca-arca ini dengan teliti, ada perkiraan bahwa semua arca megalitik tersebut dihadapkan ke barat daya karena mengarah ke Gunung Dempo (+ 3159 m). Gunung Dempo adalah satu-satunya gunung api aktif di Sumatera Selatan pada Pegunungan Bukit Barisan.
Seperti telah disebut di atas, hal tersebut semakin pasti ketika kita mengamati arac-arca yang berada pada kaki dan lereng Gunung Dempo. Di sekitar Kota Pagaralam yang udaranya sesejuk Kota Bandung waktu dulu, arca-arca tersebar di Kecamatan Pajarbulan dan Jarai, juga bilik atau kubur batu, dengan pasti terukur melalui kompas, teroreintasi ke Gunung Dempo. Menarik sekali ketika arah poros bilik batu, selain juga arah wajah arca-arca berbentuk raksasa, dengan tepat menghadap ke arah kerucut G. Dempo yang tampak megah menjulang di dataran tinggi di mana Pagaralam berada, atau yang lebih dikenal sebagai dataran tinggi Pasemah (sekarang disebut juga Besemah). Selain itu, suatu kumpulan menhir (batu tegak) sebanyak enam buah di Kecamatan Tanjungsakti yang berada di sisi barat daya Gunung Dempo, porosnya mengarah ke timur laut yang tidak lain adalah puncak Gunung Dempo.
Seperti yang dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com, Fragmen papirus yang ditulis dalam bahasa Koptik kuno tersebut berbunyi:
“Yesus berkata kepada mereka, “Istri saya” ‘dan’ … dia akan dapat menjadi murid-ku … “
Sejarawan dan pemimpin agama telah sama-sama berusaha untuk membuktikan dan menyangkal kredibilitas papirus itu setelah papirus tersebut ditunjukkan kepada dunia sekitar 18 bulan yang lalu oleh profesor Harvard Karen King.
Beberapa ahli mengklaim bahwa jika papirus itu benar, hal itu dapat digunakan untuk membuktikan bahwa Yesus menikah bukan selibat, yang dapat merusak salah satu ajaran utama Gereja.
Sebuah surat kabar Vatikan dengan marah mengatakan bahwa papirus tersebut adalah palsu. Dalam editorialnya yang ditulis oleh editor Giovanni Maria Vian, mengatakan ‘Bagaimanapun itu adalah palsu’ dan mempertanyakan keaslian dokumen tersebut.
Studi baru yang dipublikasikan dalam Harvard Theological Review, mengungkapkan hasil tes penanggalan karbon terbaru yang dilakukan pada dokumen tersebut menemukan bahwa tulisan itu dibuat pada abad kedelapan di Mesir, sekitar 400 tahun lebih baru dari yang diprediksi oleh Profesor King pada awalnya.
Pengujian tambahan menunjukkan bahwa komposisi kimia tinta konsisten dengan tinta lain yang digunakan oleh orang Mesir kuno, sedangkan pencitraan mikroskopis tidak menemukan tinta yang mencurigakan yang oleh para kritikus papirus dikatakan bahwa tinta yang digunakan adalah tinta dari masa yang lebih baru.
Pada saat papirus itu awalnya terungkap, Vatikan didukung oleh seorang sarjana Inggris menyebutkan papirus kuno itu ‘palsu’.
Ahli Perjanjian Baru Profesor Francis Watson dari Durham University mengatakan bahwa fragmen adalah kolase teks dari Injil Thomas, disalin dan dipasang kembali dengan ngawur ke papirus Koptik kuno yang buruk.
Tapi Profesor King mengatakan: ‘Saya pada dasarnya berharap bahwa kita dapat melewati masalah isu pemalsuan dan membahas pentingnya fragmen ini untuk sejarah kekristenan.
Papirus, yang kira-kira seukuran kartu nama ini, tampaknya telah ditulis lebih baru dari Injil Perjanjian Baru, yang dianggap sebagai awal dan karena itu menjadi sumber-sumber informasi yang paling dapat diandalkan oleh umat kristen tentang kehidupan Kristus.
Profesor King berpikir bahwa teks disalin dari dokumen sebelumnya, mungkin ditulis dalam bahasa Yunani, dan berpikir bahwa teks itu penting dalam menunjukkan bagaimana kekristenan menyebar melalui Mediterania.
Papirus tersebut kini telah diperiksa oleh sarjana teknik elektro, kimia dan ahli biologi dari Columbia University, Harvard University dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang telah menyatakan bahwa perkamen tersebut memang berusia beberapa ratus tahun, menurut The New York Times.
Salah satu interpretasi dari papyrus ini adalah bahwa jika Yesus beristri, maka dokumen ini bertentangan dengan representasi resmi berabad-abad dari Maria Magdalena yang dikatakan sebagai pelacur yang bertobat dan menjungkirbalikkan cita-cita Kristen mengenai selibat.
Pada saat papirus itu diumumkan, Profesor King mengatakan kepada Smithsonian Magazine bahwa fragmen tersebut bertentangan dengan seluruh klaim Katolik mengenai selibat imamat berdasarkan selibat Yesus.
Profesor King berspekulasi bahwa apa yang disebut Injil tentang istri Yesus mungkin telah ‘dibuang’ karena ide itu begitu kuat melawan praktek asketisme Kristen dan pemahaman pernikahan dan hubungan seksual dalam kependetaan.
Representasi Yesus sebagai manusia dengan segala hawa nafsu dan kebutuhan duniawi tidak bertahan dalam doktrin gereja-gereja yang didirikan setelahnya, yang menekankan selibat dan asketisme sebagai spiritual ideal.
Uji karbon pertama yang dilakukan pada dokumen tersebut oleh Arizona Accelerator Mass Spectrometry Laboratory menunjukkan bahwa dokumen tersebut bertanggal kembali antara 200 dan 400 tahun setelah kelahiran Yesus, sedangkan tes kedua oleh Harvard menunjukkan bertanggal kembali sekitar 741AD.
Para ahli di Columbia University menguji tinta kuno pada dokumen tersebut dengan menggunakan teknik yang disebut spektroskopi Raman mikro untuk memeriksa komposisi kimianya sebelum membandingkannya dengan dokumen sejenis lainnya dalam koleksi.
Asalnya papirus ini juga telah dipertanyakan. Pemilik dokumen telah meminta untuk tetap anonim tetapi mengatakan bahwa ia memperoleh artefak bersama dengan lima papirus lain pada tahun 1999 dari seorang kolektor yang mendapatkannya pada tahun 1960 di Jerman Timur.

Unordered List

Sample Text

Connect With Us

Instructions

Subscribe Here

BTricks

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Recent

Flickr

Pages

Recomended

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

Followers

Featured Posts

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget